Bagaimana Cara Menyusun Kerangka Cerita Novel?
Berikut ini salah satu contoh dialog saya sama Peserta Kursus Menulis 100 Hari dengan Chating di Facebook. (yang udah saya edit sana-sini biar enak dibaca)
“Murid” saya yang satu ini bernama Farobi. Dia baru duduk di kelas 3
MTs. Dalam chating, inisial saya: “Ags” dan inisial Farobi : “123”. Tema
pembahasan: Menyusun Kerangka Cerita Dengan Menyusun Bab.
Mudah-mudahan chating ini dapat menginspirasi Anda…. Yuk… kita simak bersama:
Ags: Materi: “Menyusun Kerangka Cerita Dengan Bab”
123: Oh gtu ok dah berangkat !
Ags: sebelumnya… udah baca ebook “10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis” belum?
123: Udh gan
Ags: oke disitu banyak senjata. kita bisa pake untuk
bikin paragraf dan bab. Begini… bab dari bahasa arab artinya
pintu. pernah dengar ini? farobi MTS apa SMP?
123: Mts gan
Ags: hmmm… pasti nyambung kalo diajak bahasa arab.
bab artinya pintu. tiap pintu kan, ada namanya. pintu 1, pintu 2, pintu
3. pintu pendahuluan, pintu isi, pintu penutup.
123: Hmmm bisa jadi. Iya gan trus ? Iya seperti bab gan
Ags: pintu depan, pintu tengah, pintu kamar, pintu wc, pintu dapur, pintu belakang. seperti rumah, begitulah buku, begitu juga novel
123: Rumah itu seperti novel gan
Ags: novel itu seperti rumah. rumah itu seperti novel
123: Iya gan trus gmna ?
Ags: ketika tamu masuk ke rumah, ia akan masuk lewat pintu depan dulu, trus disuruh duduk
123: Brrti pembuka dlu gan. Duduk ibarat apa ?
Ags: hmm … pernah nonton acara griya unik?
123: Engga gan pernahnya bioskop. Pernahnya bioskop gan
Ags: bukan… itu acara membahas keunikan sebuah
rumah. Kita akan diajak berkunjung ke rumah unik sama si pembawa acara,
Pembawa acaranya denny. nah si deni ini kenalan dulu dg tuan rumah dan
izin meliput seisi rumah.
123: Oh itu iya pernah nnton saya gan
Ags: apa yang pertama kali diperlihatkan oleh
pemilik rumah? ya ruang tamu dulu. setelah itu ruang2 berikutnya,
seperti kamar tidur, dapur, taman dll
123: Iya gan soalnya di depan abis itu baru bagian tengah sama belakang
Ags: nah begitulah keinginan pembaca novel kita.
mereka itu ingin menikmati keunikan cerita kita. bila tidak unik ngapain
“berkunjung”
123: Nah iya gan saya mau nanya caranya biar pembaca novel kita tertarik gmna ?
Ags: sebelum bahas unik ga unik, kita bahas cara
membuat bab dulu, kita harus menata bab dg baik. tata dulu babnya.. unik
ga uniknya belakangan. yang penting kita bisa bikin pembaca melihat
“rumah novel” kita teratur. tidak bikin bingung pembaca
123: Iya gan, sorry novel saya berantakan bgt msa depannya tentang cita”
Ags: bagini…. bagian bab novel itu ada pembuka, isi dan penutup….
123: Lantas ?
Ags: pembuka biasanya perkenalan dengan tokoh. itu untuk bab 1 dan bab2
123: Iya saya itu sehabis perkenalan tokoh saya langsung cita” dari kecil sampe gede gan
Ags: Kalo bisa pada saat mengenalkan tokoh, masalah
sudah mulai diangkat..baru berikutnya pada bab 3 dan seterusnya. tokoh
protagonis dan antagonis diperlihatkan pertentangannya. berikutnya
pertentangannya semakin “berat”. bab berikutnya semakin berat lagi. bab
berikutnya tambah berat. dan sampai pada klimaks. baru menurun ke bab
penyelesaian.
123: Contohnya sperti novel apa gan ?
Ags: saya kasih contoh film aja ya… novel itu sama
dengan film. bila sering nonton film akan tergambar gambaran bab2nya.
pertama tokoh muncul dengan membawa masalah….kita ambil film apa
misalnya… untuk jadi contoh…
Farobi suka film apa? film apa yang bikin farobi berkesan? barat atau indo?
123: Indo yang kaya cinta brontosaurus, kambing jantan, sang kiyai
Ags: wah belum pernah nonton. yang umum aja
123: Hahaha negri 5 menara
Ags: yang lain. pernah nonton film pendek?
123: Apaan ya ? Sterah anda dah gan
Ags: satu jam langsung selesai. itu cocok untuk dijadikan novel
123: Iya pernah
Ags: misal saya pernah nonton film yg berjudul … hmmm…
123: apaan gan ?
Ags: “Ustazah ahli surga dan ahli neraka” Awalnya gini….
123: Ceritain gan
Ags: filmnya 2 jam tambah iklan. Artinya 1 jam. Pertama…
123: Awalnya gmna gan ?
Ags: ustazah A tampak sedang ceramah di musolla…
(lalu disorotlah para jemaah dan musollanya… nama majelis taklimnya..
trus si ustazah pulang)
123: Lanjut gan
Ags: setelah itu disorot (kalo film nyorotnya pake
kamera) rumahnya. disorot juga suami anak dan tetangganya. ini namanya
bab awal novel. siapa suami, siapa anak, siapa ibu, siapa tetangga… tapi
tidak harus semua disorot
123: Perkenalan gan ?
Ags: Yoi…salah satu juga boleh. trus bab 2
123: Kayanya gmna gan bab 2 ?
Ags: ustazah ini disorot ekonominya. ekonominya pas-pasan
123: Keuangannya ? Trus gan ?
Ags: nah … baru pada bab 3, ia dipertemukan dengan tokoh lain. usatazah B yang kaya raya, yang tenar, yang kondang
123: Brrti intinya bab 2 itu apa gan ?
Ags: bab 2 itu masih kenalan
123: Nanya dlu sedkit brrti bab 2 intinya apa gan ?
Ags: intinya bab 2 itu nyorot kehidupan ustazah yang sedrhana. trus bab tiga dia berhadapan dengan usatazah yang kaya dan tenar.
123: Selain ustazah gan. Klo ceritanya bukan ustazah gmna ?
Ags: kita bikin si A dan si B aja. disini si A dan B
mulai rebut lahan. lahan dakwah. si A selalu mengalah. si B karena
terkenal selalu dapat jatah ngisi kajian dimana2. namun si A tetap sabar
walaupun si B agak sedikit sinis dan sombong melihat si A. si A Sampai
dikata2i sebagai ustazah kuno. namun ia tetap sabar…
123: lanjut bab berikut…
Ags: si B ternyata diuji sama Tuhan. dia Kecelakaan. kakinya patah. dak bisa dakwah. cuma bisa duduk di rumah. pasrah.
123: bab berikutnya…
Ags: karena si B sudah tidak aktif. akhirnya si A
kini yang diundang dakwah. kemana2 dan dimana2. ia sekarng sudah tenar.
dia sekarang yang jadi idola. dia sekarang y berkuasa. di desanya. dia
dipuji. disanjung2. uang mengalir deras. kini ia naik pangkat. dari yang
sederhana. jadi kaya. dia berada di top level
123: bab berikutnya
Ags: bab konflik semakin meruncing. malah si A yang
kini mencibir si B. malah si B yang kini jadi sederhana. dan qonaah.
cukup dengan apa adanya.Bersabar atas sakit yang diderita.
Si A tidak pernah berkunjung ke rumah si B yg sedang sakit. padahal
rumah tidak terlalu jauh. bahkan sampai ditanya2 masyarakat. “kenapa si A
jadi sombong begini.” namun dia cuek aja
123: bab berikutnya
Ags: sampai suatu ketika. si B dikabarkan meninggal
dunia. Walaupun sempat menjadi ustazah terkenal namun kematiannya tidak
disorot banyak media mungkin karena sedikti yang ta’ziah, tidak seru.
Di waktu yang sama, si A sedang show di TV. pulang larut malam. tak
sempat mikir dan lihat tetangga kena musibah. masyarakat bertanya2. mana
si A. katanya ahli agama, udah tiga hari tetangga meninggal tidak
ta’ziah.
Mendengar orang mengisukan demikian si A bukannya insaf, malah makin cuek.
Suami dan ibunya, sudah menasehati. “istirahatlah Ma. Ta’ziah ke rumah si B” pesan suaminya.
“Istirahatlah A, ta’ziah ke rumah si B” kata ibunya.. “Ga enak sama tetangga…” ibunya menasehati.
Bukannya sadar, malah si A sedikit kesal sama suami dan ibunya…. “Saya sibuk. Harus kejar jam tayang!”
Ibunya berdoa, “Ya, Alloh.. sadarkan anak hamba..”
123: Trus gan ?
Ags: ini bab klimaks…. (selamat datang di top
konflik puncak masalah masalah meruncing di sini inilah bab Klimaks…)
mari simak… si A masa bodoh dg apa y ada. dia tetap kejar tayang. untuk
show di bulan ramadan.
Ia berceramah penuh retorika. mengumbar dalil ini dalil itu. umat
islam harus begini harus begitu… taat sema orang tua… baik pada
tetangga… peduli dan tidak sombong… ia tampak serius dan tulus
menasehati….
tanpa diduga…. ketika selesai shooting ia kesenggol kabel
“telanjang”. tak ada pembungkusnya. maklum kru shooting juga lelah. lupa
mengurus semua. si A pun kesetrum….dan sekarat. di bawa ke Rumah sakit.
tak sadar diri dan… Media terus menyorot keadaan si ustazah turut serta
mennginfokan keadaan terkini
__oo__
Setalah seminggu menanggung derita si A meninggal di RS… masyarakt heboh dan turut bersedih…
123: Trus gan (bab anti klimaks)?
Ags: anak bangsa berkabung berduka. ustazah A yang baik dan alim.
telah tiada. semua berkabung… sedih. Ribuan orang fans dan simpatisan
mengiringi jenazah si A ke pemakaman…..
__00__
Yups… mari masuk ke bab penyelesain. bab penutup
di pekuburan yang sepi. seorang tua, keamanan dan penjaga kuburan.
berkeliling memantau kondisi. menggunakan senter. dan… tiba2 dia mencium
bau busuk. dari salah satu kuburan. terdengar pula suara jeritan minta
tolong. dan si tua mendekat. ia endus2 bau busuk tadi. sangat busuk.
menyengat
ternyata berasal dari satu kuburan. si tua masih penasaran. ia pun
mendekat pelan. matanya ditujukan pada. satu kuburan yang masih baru.
tanahnya masih longgar. dia amati lagi. matanya diarahkan ke batu nisan.
ia baca tulisan di sana. “usatazah A Lahir tangal hari tahun meinggal
hari tahun” si tua pun berucap, “Astagfirulloh… Mengapa kuburan mulia
ini busuk sekali baunya?”
Dan di sisi lain… terdapat satu makam yang semerbak harumnya. bagi
siapa saja yang melewatinya akan mencium wewangian khas. Tapi tak banyak
yang tahu dan peduli bahwa didalam kuburan yang harum itu tengah
bersemayam jasad si B yang mulia…
inilah kisah “Ustazah Ahli Surga dan Ahli Neraka…”
TAMAT
Yup… demikian potongan dialog saya dengan Farobi tentang membuat
kerangka cerita dengan menyusun bab secara logis dan teratur…dimulai
dengan pembukaan dilanjutkan dengan alur pertentangan yang menuju pada
puncak konflik alias klimaks (inti cerita) dan diakhiri dengan anti
klimaks alias penutup….
Tips: Salah satu cara cepat mencari inspirasi untuk menulis novel
adalah dengan mengamati jalan cerita sebuah film, kalo bisa film pendek
biar tidak pusing dengan panjangnya cerita. Hal ini bermanfaat untuk
mempermudah kita menuliskan jalan cerita dengan membayangkan kejadian
yang ada di film…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar